Langsung ke konten utama

‘HAMMARBY SJOSTAD’, KOTA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Kota merupakan pusat pemukiman penduduk yang melibatkan berbagai kegiatan. Baik kegiatan yang bersifat ekonomi, industri, teknologis dan kegiatan sosial. Berdasarkan aktivitas tersebut banyak menmbulkan ketimpangan, seperti pembangunan industry yang menimbulkan berbagai dampak lingkungan (pencemaran air limbah dan pencemaran air bersih). Banyaknya kendaraan bermotor, padatnya lalu lintas menimbulkan populasi udara dan kesemrawutan lalu lintas serta berbagai benturan sosial lainnya.
Berkenaan dengan adanya problem perkotaan tersebut, untuk pengaturan lingkungan perkotaan menurut UULH dharapkan dapat menjadi pedoman dasar sebagai landasan hokum formal. Sebagaimana Rangkuti (1986:116) mengatakan bahwa UULH mengandung ketentuan pokok untuk mengatur masalah lingkungan melalui sarana yuridis. Selanjutnya member penyelesaian hukum yang sesuai dengan system hukum yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sudah tercerminlah bahwa UULH dapat juga digunakan untuk penataan lingkungan hidup di perkotaan, guna mengatasi berbagai permasalahan lingkungan hidup.
Materi atau lingkup lingkungan hidup sangat luas, mencakup segi-segi ruang angkasa sampai kepada perut bumi dasar laut, sumber daya manusia, sumber daya alam, hayati dan non hayati serta sumber daya buatan manusia. Luasnya cakupan tersebut, maka dapat dipahami bahwa UULH hanya bersifat mengatur ketentuan-ketentuan pokok mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Beberapa aspek sektoral yang penting, sehingga perlu diatur dalam undang-undang tersendri yang memuat misalnya sumber daya alam hayati, ekosistem, sumber daya alam buatan, cagar budaya, perindustrian, kesehatan, tata ruang, kependudukan dan sebagainya. Karena luasnya cakupan tersebut, pengelolaan lingkungan hidup di perkotaan sudah termasuk di dalamnya.

HAMMARBY SJOSTAD

Perjalanan ke Hammarby Sjöstad dari pusat Kota Stockholm menempuh jarak sekitar 30 km ke arah selatan. Ditempuh dengan menggunakan bus yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kereta listrik. Selama beberapa tahun terakhir, kawasan di pinggiran Kota Stockholm ini kerap dikunjungi oleh wisatawan maupun pelancong yang lebih serius, seperti peneliti, mahasiswa, maupun wartawan. Tujuan mereka bermacam-macam, selain karena kawasan ini telah menjadi lokasi wisata  kota kawasan ini juga adalah 'laboratorium besar' bagi mereka yang hendak belajar mengenai urbanredevelopment (pembangunan ulang kawasan perkotaan).
Awalnya bagian kota ini adalah kawasan industri dengan tingkat polusi yang tinggi. Tanah di kawasan terkontaminasi dengan bahan kimia beracun dan berbahaya yang digunakan dalam proses manufaktur. Perairan yang dekat dengan kawasan ini dijadikan untuk membuang limbah cair pabrik yang tidak menguntungkan bagi fauna dan habitatnya. Hasil pembakaran energi menghasilkan polutan udara yang membuat lingkungan tidak nyaman ditinggali. Sebagai kawasan industri, lokasi permukiman di dalamnya juga menjadi kumuh.

Transformasi dimulai sejak awal tahun 1990-an untuk mengubah kawasan ini lebih ramah lingkungan. Sejumlah proyek restorasi lingkungan dijalankan mulai dari relokasi pabrik, perbaikan kondisi/ rehabilitasi lingkungan, maupun pengenalan proses manufaktur yang bersih. Semuanya berawal dengan penyusunan rencana kawasan dan pengembangan infrastruktur dengan konsep cradle-to-cradle development. Sebisa mungkin pemanfaatan material dan energi untuk proses produksi maupun rumah tangga dapat dimanfaatkan ulang (reuse) maupun didaur ulang (recycle) agar tidak membebani lingkungan dengan limbah. Sebagai contoh, panas dari hasil pendinginan mesin pabrik dialirkan ke rumah-rumah sebagai alat pemanas. Sebelum dibuang ke perairan terbuka, air tersebut diolah melalui proses pemurnian.
Konsep pengembangan kawasan telah memicu perkembangan teknologi bersih, baik yang didanai pemerintah kota maupun swasta. Investasi tidak hanya pada upaya rekonstruksi, melainkan juga pada penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan teknologi bersih. Teknologi sel surya yang lebih efisien dengan tipikal pergerakan matahari musiman dikembangkan dan telah terpasang pasta sejumlah gedung. Pemanfaatan LED untuk penerangan jalan pun sudah jamak dengan teknologi yang menghasilkan iluminasi dan durabilitas yang baik. Teknologi penyedot sampah kering telah terpasang pada lokasi publik maupun tiap blok rumah susun, sehingga mendorong pemilahan dan mengurangi perjalanan kendaraan pengangkut sampah.
Untuk transportasi orang, kawasan menyediakan pilihan transportasi publik yaitu kereta listrik dan kapal boat melintasi danau (secara gratis). Fasilitas pedestrian dan sepeda dibangun dengan sangat baik, sehingga mendorong pemanfaatannya. Beberapa tempat disewakan sepeda. Taman-taman mengisi ruang kosong di antara blok rumah yang juga merupakan sarana rekreasi warga. Saat ini, hanya tipe industri yang mampu memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan kota yang diperbolehkan berdiri (yang bahkan lebih dari standar yang ditetapkan Eropa!).
Sejauh mata memandang, nampak suasana hijau pepohonan dan rerumputan di sela-sela gedung. Jalanan tidak dipenuhi oleh kendaraan, tetapi pejalan kaki yang terkadang menyapa ramah. Dekat dengan perairan yang merupakan bagian dari Laut Baltik, sejumlah orang berkumpul untuk menikmati suasana yang saat itu pada musim panas. Si.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘ICE’, ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN

Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren dunia, terutama bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan ya...

Keindahan manusia 'sang penari gandrung'

Tarian Gandrung adalah  seni pertunjukan tarian yang asalnya dari Banyuwangi Jawa Timur. Tarian ini merupakan perwujudan dari rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan alunan musik khas ini terkenal di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Dikarenakan tarian gandrung yang sangat terkenal, maka secara langsung telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut. Tak heran bila membayangkan kota Bayuwangi, maka yang terlintas dari pikiran kita adalah sebuah tarian gandrung yang diperankan oleh perempuan-perempuan cantik yang sangat lihai menarikan tarian tersebut. Jika kita pergi ke kota Bayuwangi, maka kita akan sering melihat patung-patung penari gandrung yang sudah menjadi 'icon' kota ini. Tarian yang diiringi dengan musik ini dimainkan oleh seorang penari wanita yang sudah profesional yang menari bersama tamu, terutama pria secara berpasangan. Iringan musik ini merupakan khas perpaduan budaya Jawa dan ...

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DI SINGAPURA

Arsitektur berkelanjutan memiliki banyak pengertian dari berbagai pihak. Beberapa diantaranya adalah pengertian yang dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. ” Secara umum, pengertian dari arsitektur berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi...