BAB
1 PENDAHULUAN
Kata
Pengantar
Desain
Interior dan arsitektur adalah disiplin ilmu yang menuntut keterlibatan
estetika, ide, kreativitas dan teknologi serta informasi. Dalam era
globalisasi, persaingan antar desainer dan antar arsitek salah satunya di Bali
sangat ketat. Persaingan tersebut baik untuk persaingan kualitas,
royalitas, dan kreativitas serta bersaing secara bebas mencari relasi untuk
dijadikan tandem proyek. Pangsa pasar para desiner dan arsitek yakni para
pengguna jasa atau klien pada umumnya dari berbagai kalangan, mulai dari
kalangan masyarakat lokal sampai ekspatriat.
Persaingan
bebas menimbulkan dampak bahwasannya para desainer dan arsitek bebas atau
terbuka pada setiap Negara untuk menjadi tenaga kerja di Negara lain.Di
Indonesia pada umumnya, desainer dan arsitek yang hadir dalam bentuk fisik
(hadir sebagai manusia desainer atau arsitek) maupun virtual (hadir melalui
komunikasi internet). Sedangkan dalam hal kualitas, desainer dan arsitek yang
baik merupakan tututan bagi karya-karya desainer dan arsitek saat ini
yang berlomba untuk memperlihatkan estetika, fungsi, teknologi dan seni.
Desain
interior dan arsitektur dalam proses perancangannya di era globalisasi
mengalami suatu perubahan yang dipengaruhi perkembangan teknologi yang
salah satunya diwakili oleh komputer, dengan komputer yang disertai perangkat
keras dan lunak membuat kemajuan dalam bidang perwujudan rancang desain,
semakin cepat dan efesien. Diketahui komputer adalah hasil kemajuan
peradaban manusia dan ditemukan melalui proses yang sangat lama. Komputer
dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk hidup lebih sejahtra.
Komputer dirancang untuk memecahkan masalah dalam kehidupan manusia. Untuk itu
desain interior dan arsitektur, seiring semakin pesatnya pembangunan yang
membutuhkan perancangan, maka waktu yang dibutuhkan semakin sempit. Berangkat
dari hal tersebut penulis tertarik akan fenomena yang terjadi di era globalisai
ini yakni, bagaimana implementasi teknologi dan informasi pada bidang desain
interior dan arsitektur di era Globalisasi?. Masalah penulisan ini dibatasi
pada teknologi dan informasi dewasa ini yang mempengaruhi perancangan desain
interior dan arsitektur. Tujuan penulisan ini adalah; secara umum memahami
hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan informasi pada era globalisasi
dalam bidang Arsitektur
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan IPTEK dalam
bidang Arsitektur?
2.
Bagaimana implementasi
perkembangan IPTEK dalam bidang Arsitektur?
3.
Apa manfaat perkembangan IPTEK
pada arsitek?
BAB 2 PEMBAHASAN
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
bidang Arsitektur
Arsitektur
adalah seni yang dilakukan
oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan
kota,
perancangan
perkotaan,
arsitektur
lanskap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain
produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Teknologi,
di pihak lain, adalah aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan, sehingga
menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi
prinsip-prinsip ini dapat dalam lapangan teknik maupun sosial. (supriadi,
1994;116).
Terkait teknologi, komputer dalam
dunia desain dan arsitektur telah dimulai sejak komputer ditemukan. Bentuk
keterlibatan itu tentu tidak sama dengan yang kita pikirkan saat ini. komputer
generasi terkini menghasilkan gambar-gambar yang sangat realistis, itu
seolah-olah menjadi bukti dominan keterlibatan komputer dalam desain interior
dan arsitektur. Sedangkan komputer generasi terdahulunya, pertama kali komputer
terlibat dalam desain arsitektur dalam bentuk bantuan menghitung konstruksi,
biaya dan semacamnya.
Proses
desain dan arsitektur memanfaatkan komputer sejalan dengan perkembangan
kemampuan komputer. Saat komputer generasi baru mampu melakukan perhitungan
berat seperti yang diperlukan pada proses render arsitektur 3D, maka dunia
desain interior dan arsitektur menanggapi dengan optimis dan ketertarikan yang
tinggi. Dari hal tersebut gambar-gambar presentasi desain interior dan
arsitektur nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi nyata.
Jika kita memakai proses desain yang
paling sederhana, yang telah dipakai oleh para arsitek sejak ratusan tahun yang
lalu, maka terlihat bahwa komputer dapat berperan di tahap mana saja.
Proses tersebut meliputi : analisis
masalah, sintesis pemecahan masalah, evaluasi dan mengkomunikasikan
tahapan-tahapan tersebut. Seberapa jauh peran tersebut akan tergantung dari ke
dua pihak, yaitu kreativitas arsitek dan kemajuan teknologi komputer (digital)
(Satwiko, 2010; 11).
Dikaitkan dengan kedudukan seni dalam
era globalisasi, pada buku persoalan-persoalan dasar estetika karangan Marcia
Muelder Eaton diuraikan, Weitz percaya bahwa sifat kreatif seni tidak butuh
untuk didefinisikan:”yang paling jauh dari petualangan seni adalah perubahannya
yang terus berlangsung dan kreasi barunya menjadikannya tidak mungkin secara
logis menjamin suatu perangkat ciri yang dapat didefinisikan” (Muelder,
2010:10).
Untuk itu
kreatif seni bisa juga dikaitkan dengan kreativitas desain dan arsitektur yang
butuh sebuah perubahan dengan seiring teknologi dan informasi yang berkembang.
Implementasi perkembangan teknologi
informasi memberi dampak pada perancangan arsitektur melalui beragam aspek
seperti:
1.
Penyebaran
informasi langsung (real time)
melalui internet; hanya dengan beberapa ‘klik’ pada mouse seseorang dapat
berselancar di internet, menemukan dan melihat gaya-gaya arsitektur terbaru
dari seluruh bagian dunia. Ini menyebabkan perancangan arsitektur menjadi
mendunia (global).
2.
Menawarkan
kemampuan baru dalam mengembangkan bentuk-bentuk geometri yang rumit;
komputer-komputer baru yang sangat kuat menjadikan bentuk-bentuk bangunan yang
secara geometris sulit menjadi lebih mudah dibuat.
3.
Menawarkan
kemampuan baru dalam menghitung aspek-aspek kuantitatif perancangan
(environmental, konstruksi, dll)
4.
Kebutuhan
dunia akan arsitektur yang ramah lingkungan telah mendorong para arsitek
merancang bangunan-bangunan yang lebih ramah lingkungan, hemat energy, dll.
Computer menjadikan tugas yang rumit bila dikerjakan secara manual menjadi jauh
lebih mudah, presisi, akurat, cepat dan menyenangkan (2010; 48)
Satwiko
dalam buku arsitektur digital menyebutkan, bila dibuat garis besar, pemanfaatan
teknologi informasi pada kerja arsitek dapat ditemui pada aktivitas berikut
(bukan merupakan urutan baku);
1.
Komunikasi
(surat menyurat, konsultasi, baik tertulis maupun tergambar dengan sarana
manual maupun electronic mail),
2.
Pencarian
Data (iklim, topografi, jaringan transportasi, jaringan utilitas, sebaran
penduduk, peraturan daerah, produk bahan, hasil penelitian, dll.),
3.
Pembuatan
Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim perencana baik
secara 2D, 3D, animasi maupun virtual
reality),
4.
Perhitungan-perhitungan
(konstruksi, biaya, fisika bangunan, utilitas, energy, pencemaran)
5.
Pengembangan
Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun
virtual reality yang dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),
6.
Pengenalan
Pemanfaatan Teknologi Baru dalam Bangunan (solar energy, intelligent/smart buildings),
7.
Presentasi
(penyajian produk desain akhir),
8.
Pembuatan
gambar kerja, dan
9.
Pengarsipan
Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan aman untuk
dipergunakan di lain waktu).
Karena
kedudukan teknis desain interior dan arsitektur hampir sama, maka dalam
pemaparan tersebut diatas, implementasi teknologi dan informasi jika diterapkan
dalam bidang desain interior dan arsitek di era globalisasi adalah sebagai
berikut:
1.
Komunikasi
Dalam hal
komunikasi, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang
adalah: dahulu para desainer dan arsitek dalam membahas perancangannya dengan
klien menggunakan media surat, wesel dengan jasa kantor pos atau dari orang ke
orang dan telephone. Kini desainer dan arsitek secara cepat dan efesiennya menggunakan
layanan internet, media social
network, handphone, telephone dan lain-lain, terkecuali beberapa
diantaranya untuk dokumen hard copy berupa
gambar jilid dan presentasi tetap melalui jasa pengiriman dari orang ke orang
dan jasa kantor pos.
2.
Pencarian
Data.
Dalam hal
Pencarian Data, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang
adalah: dahulu para desainer dan arsitek, mengumpulkan data lebih memanfaatkan
catatan tangan dan menggali informasi pada pilihan sumber tertentu, kini melalui
komputer dan virtual berupa internet pencarian data dapat diakses secara mudah
dan cepat dengan banyak informasi yang mendukung mengenai data yang digali.
3.
Pembuatan
Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim perencana baik
secara 2D, 3D, animasi maupun virtual
reality),
Dalam hal
pembuatan sketsa awal, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam membuat konsep
menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan, pencil warna,
spidol, cat air, cat minyak, sedangkan era sekarang pembuatan sketsa bukan saja
manual akan tetapi bisa melalui media smart phone, net book dan computer serta
berbagai pengolahan data dengan software-software yang berkaitan dengan desain
interior. Divisualisasikan melalui olahan render, salah satunya yakni software
3D Max.
4.
Perhitungan-perhitungan
(konstruksi, biaya, fisika bangunan, utilitas, energy, pencemaran)
Dalam hal
perhitungan-perhitungan, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, perhitungan biaya bisa
menggunakan mesin hitung, kini ada beberapa mesin hitung yang bias diadopsi
dari software-sofware terkait beitupun juga perhitungan konstruksi.
5.
Pengembangan
Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun
virtual reality yang dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),
Dalam
pengembangan desain, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam pengembangan desain
bisa saja menggunakan sketsa dan gambar dengan bantuan meja gambar teknik, kini
diera sekarang lebih terpadunya menggunakan sketsa, gambar kerja dengan bantuan
komputer dengan software Auto Cad, 3D Max, Sketchup, dengan file berupa soft
copy dan hard copy berupa hasil print. Pada proyek besar kini animasi juga
dilibatkan untuk lebih terpadunya keseluruhan pengembangan desain yang ingin
dipresentasikan.
6.
Pengenalan
Pemanfaatan Teknologi Baru dalam Bangunan (solar energy, intelligent/smart buildings),
Dalam
pemanfaatan teknologi baru, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam pemanfaatan teknologi
sebelum isu mengenai global warming, masih focus terhadap hal-hal yang bersifat
eksplotasi material bangunan, kini dengan isu-isu mengenai konsep green design, para desainer dan
arsitek sudah mulai memikirkan teknologi baru, contohnya pemanfaatan sinar
matahari dan diolah sebagai energi, sehingga dalam perwujudan desain harus
mempertimbangkan penyelamatan lingkungan.
7.
Presentasi
(penyajian produk desain akhir),
Dalam
Presentasi, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang
adalah: dahulu para desainer dan arsitek dalam mempresentasikan desain masih
berupa media yang didukung keterampilan tangan atau manual, kini dengan
komputer berupa software auto cad,
3D Max, sketchup,3D Maya, dan virtual pendukung lainnya, presentasi
dapat lebih mudah menerjemahkan maksud desainer/arsitek ataupun menerjemahkan
keinginan klien, akurasi gambar lebih tepat dan visualisai lebih nyata.
Sehingga bagi klien yang sedikit awam tidak kebingungan untuk mengerti
presentasi desain yang disajikan.
8.
Pembuatan
gambar kerja
Dalam
pembuatan gambar kerja, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek membuat gambar kerja dengan
bantuan meja gambar teknik, sedangkan kini meja gambar teknik sedikit-demi
sedikit mulai ditinggalkan diganti dengan software autocad pada komputer untuk mendapatkan akurasi dan kecepatan
penyelesaian gambar kerja. Akan tetapi pembuatan gambar kerja dalam hal
perkuliahan masih dimanfaatkan pada mahasiswa semester-semester kecil sebagai
latihan tangan dalam mengolah ketegasan garis mahasiswa.
9.
Pengarsipan
Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan aman untuk
dipergunakan di lain waktu).
Dalam
pengarsipan karya desain, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek sebelum ada komputer generasi
baru yang bisa menjalankan software menggambar, arsip-arsip disimpan pada rack
dan almari simpan, kini pengarsipan secara sistematis bias disimpan di komputer
pada folder-folder berupa soft copy dan internet melalui email, arsip-arsip
dalam bentuk Hard copy juga masih dibutuhkan, sebagai bagian dari portfolio.
File-file di komputer dikatakan aman apabila juga di transfer datanya pada
cd/dvd untuk antisipasi kerusakan dari komputer.
Dalam
kegiatan pendidikan desain interior, penulis menelisik keuntungan teknologi
digital memiliki persamaan dengan keuntungan teknologi digital bagi pendidikan
arsitektur.
Dalam buku
arsitektur digital oleh Satwiko diuraikan keuntungan teknologi digital bagi
pendidikan arsitektur antara lain:
1.
Pembelajaran
lebih efektif dan efisien
2.
Presentasi
lebih nyata
3.
Komputasi
lebih mudah, cepat dan menarik
4.
Informasi
berlimpah
5.
Komunikasi
antara dosen dan mahasiswa tidak tergantung tempat dan waktu
6.
Menekan
biaya untuk pengadaan peralatan lab fisik yang mahal
7.
Menekan
biaya untuk pengadaan buku-buku referensi impor yang mahal ( Satwiko, 2010 :
49)
Teknologi
digital banyak menawarkan keuntungan,
1.
Komputer
adalah perangkat yang multiguna, untuk mendukung proses belajar (membuat
catatan, menggambar, memproses data, dll.), bermain dan berkreasi.
2.
Sebagai
studio multimedia: untuk menggambar teknis 2D dan 3D. membuat presentasi
animasi, membuat gambar seni, membuat movie atau virtual reality agar
presentasi lebih jelas dan menarik.
3.
Sebagai
Lab virtual: membuat simulasi fisika bangunan, energy, struktur, dll. Dengan
lebih mudah, murah, cepat, akurat, presisi, sehingga rancangan lebih
bertanggung jawab. Selain itu karena banyak pekerjaan yang dapat ditangani
lebih cepat dengan teknologi digital, tenaga dapat dicurahkan untuk
pengembangan filosofi desain.
4.
Sebagai
perpustakaan dan sumber informasi tak terbatas: dengan memiliki akses ke
internet, tersedia berlimpah informasi jurnal, hasil-hasil penelitian, produk
industri terbaru, diskusi tentang arsitektur, dll. ( Satwiko, 2010 : 50)
Software
yang digunakan dalam bidang arsitektur antara lain:
1.
AutoCAD.
Perangkat lunak computer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang
dikembangkan oleh Autodesk.
2.
3d
Studio Max. Sering digunakan sebagai software animasi, baik animasi arsitektur
maupun grafis seperti animasi film.
3.
Revit
Arsitektur. Software ini merupakan software gabungan dari AutoCAD dan 3dMax,
karena produk ini bias membuat tampilan 2D dan 3D secara bersamaan.
4.
ArchiCad.
Software ini memiliki kesamaan sistem dengan revit, namun untuk masalah
rendering sistem masih jauh berbeda dengan revit. Lebih banyak digunakan
dibeberapa konsultan diindonesia karena dari segi dimensional telah sesuai
dengan standar dimensi di Indonesia.
5.
Google
SketchUp. Google SketchUp memiliki fasilitas gudang gambar 3d yang menyediakan
beberapa library desian 3D yang berasal dari pengguna Google SketchUp lain di
seluruh dunia.
Hubungan
IPTEK dengan kemajuan pembangunan nasional
Usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global
merupakan pengertian dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Pembangunan nasional mencakup
hal-hal yang bersifat lahiriah, artinya pembangunan yang dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik,
gedung perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga,
dan sebagainya. adapun pembangunan nasional bersifat batiniah,
artinya pembangunan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi,
hiburan, kesehatan dan sebagainya. Pembangunan nasional harus mencangkup kedua
sifat tersebut yang dilakukan secara selaras, serasi dan seimbang.
Hubungan IPTEK dengan kemajuan
pembangunan nasional sangat erat, karena dalam kehidupan Sehari-hari tanpa
disadari untuk beraktifitas melakukan pekerjaan sehari-hari mulai pagi dari rumah
kesekolah dan kembali kerumah, banyak menggunakan IPTEK. Seseorang menyatakan
bahwa manusia sudah menggunakan teknologi seja zaman dahulu kala, seperti
memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah sebagai teknologi
sederhana.
Teknologi kini telah menyebar
dalam kehidupan manusia, bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah
sekalipun. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam
rangka untuk mengolah sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun,
dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi, telah
membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang
ada tersebut.
Dalam hubungan IPTEK dengan
kemajuan pembangunan nasional mempunyai dampak tersendiri, seperti dampak IPTEK
di kehidupan manusia terdapat dampak positif seperti penemuan-penemuan
barang baru. Namun disamping keuntungan-keuntungan yang diperoleh,
ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal
yang negatif, antara lain penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang
bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
Dampak positif IPTEK dalam bidang
sosial dan budaya seperti meningkatnya rasa percaya diri kemajuan ekonomi di
negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia. Meskipun demikian kemajuan IPTEK akan berpengaruh
negatif pada aspek budaya. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat,
khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang
terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam
rohani.
IPTEK dalam bidang Pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting, seperti munculnya media massa, khususnya
media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan, dampak dari hal ini
adalah guru bukannya satu-satunya penyampai materi atau sumber ilmu
pengetahuan. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet
dan lain-lain. Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses
pendidikan, misalnya penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukan tindak criminal
BAB 3
KESIMPULAN
Arsitektur
adalah seni yang dilakukan
oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan
kota,
perancangan
perkotaan,
arsitektur
lanskap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, dan desain perabot.
Usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global
merupakan pengertian dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Pembangunan nasional mencakup
hal-hal yang bersifat lahiriah, artinya pembangunan yang dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik,
gedung perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga,
dan sebagainya. adapun pembangunan nasional bersifat batiniah,
artinya pembangunan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi,
hiburan, kesehatan dan sebagainya. Pembangunan nasional harus mencangkup kedua
sifat tersebut yang dilakukan secara selaras, serasi dan seimbang.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar